Ketika aku melihat sesuatu yang tak pernah kulihat sebelumnyamataku terbuka.betapa indahnya negri inidan ketika ku merasakan hal yang tak pernah kurasakan sebelumnyahatiku terbuka betapa besarnya bangsa inihanya disinidirumahku yang membentang luas ke 4 penjuruKupersembahkan seluruh jiwa dan ragakudan kupastikan tak kan ada yang mampu merebutnya ...
Like (0)Dislike (0)
The word 'Indonesia' was first manufactured in 1850 in the form 'Indu-nesians' by the English traveler and social observer George Samuel Windsor Earl. He was searching for an ethnographic term to describe 'that branch of the Polynesian race inhabiting the Indian Archipelago', or 'the brown races of the Indian Archipelago'.
Like (0)Dislike (0)
The first ring glowed in the distance, lit up by consumerism that was brought to Jakarta courtesy of western cultures and Christian nations, and it influenced impoverished Muslims in the third ring, who wore Manchester United tee shirts with 'Rooney' on the back, twisting further the attitudes and perceptions of those who were bent already toward radicalism.
Like (0)Dislike (0)
Saya sempat bertanya kepada Pak Amien (Rais). Setelah berperanan menurunkan tiga presiden dan memimpin MPR dalam era terawal reformasi, apa yang telah beliau pelajari? Jawapannya seperti biasa, ikhlas dan tidak menunjukkan keraguan. Katanya, jiwa kita telah menjadi sangat korup. Jawapan ini tidak mengejutkan saya walaupun memilukan dan tidak terbatas kepada negara Indonesia saja.
Like (0)Dislike (0)
Saya berpikir, "Kenapa gue bisa optimis? Hmmmm..."Terus terang saya bingung karena pertanyaan itu mengesankan: yang aneh itu saya. Bukan justru mereka yang pesimis terhadap Indonesia.Saya, seperti jadi minoritas. Sebuah anomali.Maka yang keluar dari mulut saya sambil menatap wartawan itu kebingungan adalah.."Kalau orang-orang tahu apa yang saya tahu tentang Indonesia, mereka juga akan optimis...
Like (0)Dislike (0)
It was only a couple of chickens. Real chickens. The kind that walk around clucking and pecking. Which is what they were doing. Only no one else seemed to care, or even notice. This is normal? Obviously I had a little hiccup reading my notecards. Understandable. I was talking to forty orphans who had to share a dirt floor with two chickens. No one in college had ever prepared me for this scenario.
Like (0)Dislike (0)
Snouck could speak of the region of Aceh, on the nnorthern tip of Sumatra, as 'that country... that old pirate-state', and the American traveller Eliza Scidmore of ' the brave, liberty-loving Achinese'. Within a decade Aceh, however unwillyngly, was finally subjugated, its focus recalibrated from the Malay world and the Indian Ocean to Java, and its future rendered unmistakably as part of the Netherlands Indies
Like (0)Dislike (0)
Wajah Negeri ?Ah...Dimana Aku?Ini? Dimana? Ini... bukan negeriku?Apa ini?!Manusia merangkak layak binatang!Manusia yang lain bertepuk tangan!Ini... bukan negeriku...Bagaimana ini ??Pohon beringin kini mulai rapuh...Daun! Ranting kian Akar ...Gugur... Satu demi satuAku Sang Singa Bangsa!Yang Terkuat dan Leluasa!Namun terjinakkan tikus yang memberi mangsa....Inilah wajah negeri mu...Juga negeri ku...-- Males Baca Buku --Kos-kosan,2014
Like (0)Dislike (0)
The night skyline was stunning. I could see the Monas and Istiqlal Mosque bathed in brilliant white lights and a dozen other places of cultural and historical significance. It’s an amazing, beautiful world we live in … despite Uncle Google’s abysmal view of American schools, the security checkpoints and vehicle inspections that seem to be everywhere, and the need to be vigilant because of the things we do to each other.
Like (0)Dislike (0)
I’m not sure I ever met an American teacher in Korea that hadn’t volunteered at an orphanage at least once—even our resident idiot could be surprisingly decent on occasion—but I’ve also visited foreign countries where children are taught hatred. I’ve seen it up close and personal. It’s antithetical to everything I believe in as a teacher. The mandate for all teachers is to instill hope, not fear and hatred.
Like (0)Dislike (0)
Citizen involvement in democracy triggers criticism and creative attitude, the spirit of competition and transparency as well. This is the dynamic of life that must be confronted, a continuous process of improvement towards better quality of democracy, governance and stronger nation. Neutrality may not make you dizzy, and also nurture your apathetic attitude and skip an opportunity to participate and contribute to change, no matter how small it is.
Like (0)Dislike (0)
..Pamanku yang berjiwa lapang dan merupakan umat Nabi Muhammad yang amat pemurah, menyediakan kopi miskin dalam menu warungnya. Sesekali, secara diam-diam, pamanku menyuruh kami menambahkan gula untuk kopi miskin, karena ia tak sampai hati pada kaum yang papa itu. Namun aneh, pembeli melarat yang telah terbiasa dengan kopi miskin malah tak menyukai hal itu. Pelajaran moral nomor dua puluh dua: kemiskinan susah diberantas karena pelakunya senang menjadi miskin.
Like (0)Dislike (0)
The sun appeared between the twin spires of the cathedral as its light reflected off the crescent and star that rose out of the dome on top of the mosque. It was beautiful, and surreal. In one instant, the bells rang out from the cathedral and if I closed my eyes then I could easily imagine that I was back home in Europe, but in the next, the call to morning prayer sounded from the mosque, and it was a stark reminder of how far away I actually was from my true home.
Like (0)Dislike (0)
sebab mencintai tanah air, nak, adalah merasa jadi bagian dari sebuah negeri, merasa terpaut dengan sebuah komunitas, merasa bahwa diri, identitas, nasib, terajut rapat, dengan sesuatu yang disebut Indonesia, atau Jepang, atau Amerika. Mencintai sebuah tanah air adalah merasakan, mungkin menyadari, bahwa tak ada negeri lain, tak ada bangsa lain, selain dari yang satu itu, yang bisa sebegitu rupa menggerakkan hati untuk hidup, bekerja dan terutama untuk mati..(Caping 4, h. 80)
Like (0)Dislike (0)
Demi kezaliman yang terjadi di Palestina, di Kashmir, di Afganistan, di Irak atau di manapun juga ... kenapa mereka rela menyengsarakan saudara-saudaranya yang sebangsa dan setanahair?Berarti ada yang salah dengan rasa kebangsaan mereka. Mereka merasa lebih dekat dengan warga asing, dengan negara asing, ketimbang dengan saudara-saudaranya sendiri, dengan bangsa dan negaranya sendiri. Bagi mereka, padang pasir dan pohon kurma menjadi lebih penting ketimbang bumi yang subur ini.
Like (0)Dislike (0)